Sukses dimulai dari Mengetahui Diri Sendiri
Sukses dimulai dari Mengetahui Diri Sendiri

Sukses dimulai dari Mengetahui Diri Sendiri

Untuk bisa sukses Kita perlu memahami diri kita terlebih dahulu, apa kekuatan kita, apa kelemahan kita, cara Kita bekerja dan nilai apa yang Kita anut. Artikel ini akan membahas buku “Managing Oneself” karya Peter F drucker. Buku ini membahas bagaimana Kita bisa membawa diri Kita untuk mencapai kesuksesan. Kesadaran diri adalah pengetahuan sadar tentang karakter, perasaan motif dan keinginan diri sendiri. Menjadi sadar diri merupakan keterampilan yang berharga dalam menjalani hidup. Tidak peduli Kita seorang pemimpin bisnis, pelatih atau orang tua. Kemampuan ini akan membantu Kita untuk berprestasi. Namun, Kita seringkali tidak tahu apa kekuatan kita. Sehingga kita tidak bisa memberikan hasil yang maksimal.

Berikut ini adalah tiga hal penting dari buku “Managing Oneself”

1.Mencari Tahu Kekuatan dan Kelemahan

Pada jaman dulu banyak orang merasa tidak penting mengetahui kekuatan mereka. Misalnya, seorang anak petani ketika besar akan jadi petani dan seorang anak pandai besi ketika besar akan jadi pandai besi. Namun, di zaman sekarang setiap orang punya pilihan. Mereka perlu mengetahui apa Kekuatan mereka apabila ingin punya karir yang sukses. Kita tidak akan bisa sukses apabila hanya fokus pada kelemahan. Kita perlu tahu apa Kekuatan Kita dan bagaimana Kita bisa memanfaatkan kekuatan Kita untuk mencapai apa yang Kita inginkan dalam hidup. Sayangnya, banyak orang merasa tahu apa Kekuatan mereka padahal mereka salah. Mereka hanya mengelompokkan apa yang baik dan buruk. penulis buku memberikan tips setiap kali Kita membuat sebuah keputusan penting. Tulislah Apa yang Kita harapkan, 9 hingga 12 bulan kemudian bandingkan ekspektasi dan kenyataan. Coba cari polanya hasil apa yang secara konsisten Kita hasilkan. Apakah keahlian Kita yang perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang Kita inginkan. Apa kebiasaan tidak produktif yang mencegah Kita mencapai hasil yang Kita inginkan. Jika Kita rutin melakukan analisa umpan balik ini selama 2 hingga 3 tahun. Kita akhirnya akan tahu apa kekuatan dan kelemahan Kita. Nah Sehabis itu fokuslah pada kekuatan yang memberikan hasil terbaik. Tentukan juga mana area yang perlu ditingkatkan atau mungkin saja Kita perlu keahlian baru. Dengan cara ini kita jadi bisa tahu apa kekuatan kita. Daripada sibuk memperbaiki semua kelemahan yang kita miliki. Maklum saja kita mudah sekali mengidentifikasikan apa kelemahan yang kita miliki, tapi sulit menjelaskan apa kekuatan kita.

2.Ketahui Bagaimana Kita Bekerja.

Di era sekarang kita tidak bisa sukses sendirian. Untuk mencapai hal besar kita perlu berkolaborasi dengan orang lain. Entah dengan atasan rekan kerja atau bawahan. Hubungan kerja inilah yang perlu kita bina dengan baik. Kita harus menerima fakta kalau setiap orang sama seperti kita. Artinya mereka punya kekuatannya sendiri, cara kerja, nilai pribadi yang dianut dan sebagainya. Jika Kita tahu dan memahami cara atasan kita bekerja rekan sesama anggota tim kita bekerja dan sebagainya. Maka Kita bisa berinteraksi dengan mereka secara lebih efektif. Ada fakta yang menarik, Tidak semua orang bisa jadi pemimpin. Sama halnya Tidak semua orang bisa jadi pengusaha. Ini tidak masalah, setiap orang punya kekuatan dan kelemahannya masing-masing. General George patton pahlawan militer Amerika yang hebat dalam perang dunia ke-2 adalah contoh yang menarik. Patton adalah Komandan pasukan utama Amerika. namun ketika dia diusulkan untuk mencari komando independent. Jenderal George Marshall Kepala Staff Amerika Serikat berkata bahwa Patton adalah bawahan terbaik yang pernah dimiliki oleh tentara Amerika. Tetapi dia akan menjadi komandan terburuk. Banyak orang juga bekerja lebih baik menjadi penasehat daripada pengambil keputusan. Pada saat yang sama pengambil keputusan seringkali membutuhkan penasehat untuk membantu mereka berpikir dan mengambil keputusan terbaik. Inilah Sebabnya kenapa orang nomor dua dalam organisasi tidak selalu berhasil ketika dipromosikan ke posisi nomor satu. Orang di posisi nomor satu dan nomor dua punya keahlian yang berbeda dan memiliki kepribadian yang berbeda.

3.Memberikan Kontribusi dalam Hidup.

Pada awal abad ke-19 diplomat yang paling dihormati dari semua kekuatan besar di dunia adalah duta besar Jerman di London. Dia jelas ditakdirkan untuk mencapai hal besar. Misalnya, menjadi menteri luar negeri negaranya jika tidak menjadikan selir Federal. Namun pada tahun 1906 duta besar itu tiba-tiba saja mengundurkan diri daripada harus memimpin makan malam yang diadakan oleh korps diplomatik Jerman untuk Raja Edward ke-7. Raja itu dikenal sebagai seorang mata keranjang yang kejam dan sudah jelas apa jenis makan malam yang dia inginkan. Sang duta besar menolak untuk melanggar prinsip pribadinya hanya demi mempertahankan jabatan. Ini yang dinamakan oleh penulis sebagai “The Mirror Test”. Ketika Kita melihat ke cermin di pagi hari orang seperti apa yang ingin Kita lihat. Jika Kita bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki nilai berbeda dengan prinsip yang Kita anut. Hal ini tentu saja menghasilkan merupakan sebuah konflik batin. yang pada akhirnya membuat diri Kira tidak bekerja secara maksimal. Mengetahui kekuatan kita, bagaimana cara kita bekerja dan mengetahui nilai-nilai apa yang Kita pegang. membuat Kita mengetahui apa kontribusi Kita yang sebenarnya. Ini Bukan soal mencari tahu apa yang penting saat ini, tapi juga soal Apa yang Kita kerjakan bisa membuat perbedaan. semakin lama Kita bekerja Mungkin saja Kita mulai kehilangan api semangat. misalnya di sekitar umur 45 tahun banyak karyawan mulai berada pada kondisi yang penuh kebosanan. Maklum saja saat itu mereka mungkin saja mencapai posisi yang cukup baik di perusahaan apalagi jika mereka sudah bekerja dalam waktu lama di perusahaan tersebut. Penulis menekankan pentingnya bagi seseorang untuk membuat dirinya untuk tetap memiliki tantangan dalam bekerja. Apabila Kita tidak menemukannya di pekerjaan sekarang. Mungkin Kita bisa mempertimbangkan untuk menjalani karir kedua. Misalnya memulai karir baru, menjalani karir berbeda di waktu yang sama, atau menjalankan kewirausahaan sosial. Orang-orang yang merencanakan karir Kedua mereka jumlahnya sedikit, tetapi mereka adalah pemimpin dan menjadi panutan bagi banyak orang. Mayoritas orang ibaratnya cukup dengan karir pertama mereka dan hanya menghitung sisa hari untuk pensiun. Karir kedua membantu seseorang untuk fokus saat mengalami masa-masa sulit selama hidup dan juga membantu untuk berkontribusi dan membuat perbedaan.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, penting untuk mengetahui apa kekuatan dan kelemahan. Kita tidak akan bisa sukses apabila hanya fokus pada kelemahan. Kita perlu tahu apa Kekuatan Kita dan bagaimana Kita bisa memanfaatkan kekuatan Kita untuk mencapai apa yang Kita inginkan dalam hidup. Kedua, mengetahui dan memahami cara orang lain bekerja. Jika Kita tahu dan memahami cara atasan bekerja, rekan sesama anggota tim kita bekerja dan sebagainya. Maka Kita bisa berinteraksi dengan mereka secara lebih efektif.  Ketiga, mencari tantangan dalam hidup. semakin lama Kita bekerja Mungkin saja Kita mulai kehilangan api semangat. misalnya di sekitar umur 45 tahun banyak karyawan mulai berada pada kondisi yang penuh kebosanan. Penulis menekankan pentingnya bagi seseorang untuk membuat dirinya tetap memiliki tantangan dalam bekerja.

Agar tetap memiliki tantangan dalam bekerja tentunya kita harus terus “Improveourself”

 

Terimakasih.