Untuk mengelola keuangan lebih baik, Berikut ini adalah Tips dan Cara Mengelola keuangan
Orang yang kaya bukanlah orang yang mempunyai penghasilan besar. Dbuku alam Rich Dad Poor Dad dijelaskan bahwa “Bukan seberapa banyak uang yang Anda hasilkan, tapi seberapa banyak uang yang Anda simpan”. Hal tersebut dikarenakan jika tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, sebanyak apapun uang yang dimiliki pasti akan cepat habis. Oleh karena itu ilmu keuangan wajib dimiliki oleh setiap orang. Demi membantu mengelola keuangan dengan lebih baik.
Mungkin ada beberapa dari Kita yang masih bingung dengan tips dan cara mengelola keuangan yang baik. Untuk lebih jelasnya, berikut tips dan cara mengelola keuangan.
1. Membuat Anggaran Keuangan Bulanan
Sangat mudah untuk mengeluarkan uang. Namun jika pengeluaran tersebut tidak terkontrol, penghasilan bulanan dipastikan akan selalu habis. Agar tidak mengalami masalah seperti ini, cara yang dapat kita lakukan adalah membuat “Anggaran Keuangan Bulanan”. Anggaran keuangan bulanan sebaiknya dibuat di awal bulan atau sesudah Kita ganjian sebelum dibelanjakan. Berdasarkan yang Saya lakukan cara – caranya sebagai berikut:
a) Melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran setiap harinya.
Saya melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran setiap harinya selama satu sampai tiga bulan. hal ini guna menentukan skala prioritas dalam mengelola anggaran keuangan. Dalam hal ini Saya menggunakan aplikasi bernama spendee. (aplikasinya free, untuk detailnya dapat dicari tahu sendiri karena Saya bukan brand ambasadornya wkwk. Atau dapat dibahas di postingan lain jika teman-teman meminta)
b) Menentukan skala prioritas.
Setelah melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran, Kita dapat meriview seberapa besar kebutuhan Kita setiap bulannya. Kemudian dilakukan pembagian persentase dari setiap jenis pengeluaran. Dalam hal ini Saya menggunakan Microsoft excel untuk pembagiannya, sehingga Saya tinggal input nominal gaji saat gajian di akhir bulan sehingga anggaran untuk bulan selanjutnya akan terbagi secara otomatis. Berikut ini contoh pembagian anggaran keuangan:
(Note : Kerena gaji sifatnya privacy Saya memberi contoh mulai dari 6 juta sampai dengan 100 juta dimana seharusnya kebutuhan pokok tidak meningkat)
c) Konsisten dan perbaikan berkelanjutan dalam menjalankan
Hal paling penting adalah konsistensi dalam pencatatan pengeluaran harian maupun dalam membuat anggaran keuangan bulanan. Karena hal ini dapat menjadi tolok ukur Kita apakah perlu adanya revisi factor pengali atau tidak. Sehingga Kita dapat terus melakukan perbaikan berkelanjutan. Contohnya ketika merasa dana tabungan Kita sudah cukup untuk dana darurat, tentunya mengurangi rasio tabungan dan menambah rasio investasi adalah hal yang baik untuk dilakukan.
2. Sisihkan Penghasilan untuk Investasi
Investasi mempunyai peran penting dalam menghadirkan kondisi keuangan yang kuat. Dalam buku Rich Dad Poor Dad dijelaskan bahwa Kita harus membayar diri Kita terlebih dahulu dengan berinvestasi, Saya sendiri menempatkan rasio investasi sebesar 35~50% dari pendapatan setelah kewajiban pokok. Karena cara mengelola keuangan dengan mengalokasikan dana ke dalam sebuah instrumen investasi tidak hanya dapat menjaga kondisi keuangan Kita dengan baik. Investasi juga bisa membawa keuntungan karena Kita membuat uang bekerja untuk Kita sehingga kondisi keuangan Kita bertambah kuat seiring berjalannya waktu. Dengan kondisi keuangan yang kuat maka, Kita akan lebih mudah merealisasikan kehidupan ideal di masa depan tanpa rasa khawatir.
Ada berbagai macam instrument investasi diantaranya saham, reksadana, obligasi, deposito, property dll. Masing-masing memiliki potensi keuntungan dan resiko yang berbeda-beda. Yang paling penting adalah investasi leher keatas (investasi pikiran) agar mengetahui karakteristik dari setiap instrument investasi sehingga meminimalisir terjadinya kerugian.
3. Menabung untuk dana darurat
Menabung itu wajib dalam mengelola keuangan. Mindset seperti ini harus selalu Kita tanamkan dan terapkan. Namun yang perlu digaris bawahi disini Saya menabung sebatas memenuhi dana darurat. Mungkin di awal-awal pembuatan anggaran keuangan, rasio untuk menabung hampir sama dengan rasio investasi (30% dari pendapatan setelah kewajiban pokok). Jika dana darurat sudah terpenuhi, besar kemungkinan Saya membesarkan rasio investasi dan mengurangi rasio tabungan. Hal ini dikarenakan Saya mengantisipasi adanya inflasi yang akan menggerus nilai dari mata uang yang Kita simpan di bank.
4. Membuat anggaran untuk Pendidikan dan Keinginan.
Kita perlu menganggarkan uang untuk meningkatkan value Kita, salah satunya dengan membeli buku. Dalam hal ini Saya menganggarkan di kisaran 7~10% dari pendapatan setelah kewajiban pokok. Hal ini dikarenakan dalam memahami isi buku tentunya Kita butuh waktu, terkadang buku belum selesai baca tapi anggaran keuangan untuk pendidikan bulan selanjutnya sudah masuk, sehingga jika diakumulasikan akan menjadi besar.
Kita juga perlu menganggarkan uang untuk self reward supaya meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja Kita. Dalam hal ini menurut Saya dibawah 10% dari pendapatan setelah kewajiban pokok sudahlah cukup.
5. Membuat rekening atau dompet terpisah dari setiap jenis anggaran
Memiliki dua atau lebih dari satu rekening bank bisa membantu Kita mengelola keuangan dengan lebih mudah. sebaiknya cari bank yang bisa membuat beberapa dompet untuk anggaran dan yang biaya adminnya rendah atau bahkan tidak ada biaya admin. sehingga dalam mengeluarkan uang Kita sudah sesuai dengan jenis anggaran-nya.
Contoh: Saya memiliki dua rekening, bank permata dan bank btpn (jenius). Setiap gajian dengan bank permata, Saya tahan anggaran keuangan kebutuhan harian di bank permata. Sisanya Saya kirim ke jenius. Di jenius ada fitur flexy saver yang dapat membagi dompet menjadi tiga jenis. Nah disini Saya membagi setiap anggaran sesuai dompetnya. (sebagai informasi biaya transfer jenius juga free, ada juga bank jago yang dapat membuat beberapa dompet dalam satu rekening)
Informasi tambahan mengenai cara mengelola keuangan:
- Persentase setiap anggaran keuangan akan berbeda-beda setiap orangnya. Saya tidak dapat mematenkan persentase anggaran keuangan saya terhadap anda. Keputusan seberapa besar anggaran keuangan kembali ke pribadi masing-masing.
- Sebisa mungkin hutang konsumtif dibawah 30% dari penghasilan Kita, akan lebih baik jika tidak ada. Jika sudah terlanjur atau itu hutang turunan. Saya memiliki sedikit study case.
- (Contoh kasus : Dikarenakan Saya mengalami yang Namanya sandwitch generation. Dan hutang orang tua melebihi 40% pendapatan pokok saya . Saya menghubungi pihak bank untuk menurunkan nominal angsuran dengan time frame lebih panjang, dalam hal ini Saya juga memperhitungkan besaran bunga pokok jika diturunkan nominalnya. Dikarenakan lebih menguntungkan dan untuk mencegah orang tua hutang lagi ketika angsuran selesai, pilihan menurunkan angsuran Saya ambil. Intinya disini jika terlanjur memiliki hutang dengan nominal besar coba komunikasikan dengan pihak bank, dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak hutang lagi)
- Tidak ada maksud untuk mengiklankan aplikasi yang saya sebutkan, aplikasi yang saya sampaikan hanyalah sebatas informasi.